- Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
- Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
- dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
- Maka celakalah orang yang salat,
- (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
- dan enggan (memberikan) bantuan.
Demi MASA, Sungguh manusia itu RUGI, Kecuali yang ber-IMAN dan BERBUAT BAIK, SALING NASIHAT dalam KEBENARAN dan KESABARAN
Selasa, 12 November 2013
Al Ma'un
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Al Kautsar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
- Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
- Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
- Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Al Kafirun
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
- Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!
- Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
- dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
- dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
- dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
- Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
An Nasr
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
- Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
- dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
- maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Al Lahab
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
- Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
- Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
- Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).
- Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
- Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
Al Ikhlas
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
- Katakanlah (Muhammad), "Dia- lah Allah, Yang Maha Esa.
- Allah tempat meminta segala sesuatu.
- (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
- Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
An Nas
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
- Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
- Raja manusia,
- Sembahan manusia,
- dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
- yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
- dari (golongan) jin dan manusia."
Senin, 11 November 2013
Sang Khalifah: Umar ibn Khattab -- Ia berharap umat bersatu
Ketika ia dibunuh
saat akan mengimami shalat subuh, perkataannya menyiratkan bahwa ia ingin
sekali agar umat Islam bersatu.
“Luruskanlah
barisan kalian,” kata Umar.
Setelah saf
lurus, Umar membalikkan baddan, menghadap kiblat. Para jamaah bersiap-siap
menunggu takbir sang imam. Waktu bergulir beberapa jenak. Suara takbir sang
khalifah belum juga terdengar. Yang terdengar adalah suara sang khalifah yang
berkata lain:
“Seekor anjing
telah menikamku.”
Jasad Umar seketika
itu juga ambruk. Ia roboh. Darah bersimbah membasahi jubah sang khalifah dan
lantai mihrab.
Seseorang telah
menikam Umar. Ia berdiri di saf pertama, tepat di belakang Umar. Orang tersebut
segera kabur dari masjid, sambil menikam siapa saja yang ia temui di kanan dan
kirinya, hingga mengenai tiga belas orang lelaki lainnya, tujuh di antara
mereka meninggal dunia.
Umar yang tengah
terkapar menarik Abdurrahman ibn Auf untuk mengimami shalat, sementara
orang-orang berhamburan meraih Umar. Suasana di dalam masjid seketika berubah
dipenuhi kecemasan an kepanikan.
“Subhanallah,
subhanallah. Innalillahi. La ilaha illallah,” teriak mereka.
Abdurrahman ibn
Auf mengimami shalat dengan sangat cepat. Setelah selesai shalat, Umar bertanya
kepada Abdullah ibn Abbas yang memangku dirinya,
“Wahai Putra
Abbas, siapakah yang membunuhku?
“Budak Mughirah,”
jawab Ibnu Abbas.
“Apakah dia
al-Shun’ (Abu Lu’luah Fairuz)?” tanya Umar.
“Ya,” jawab Ibnu
Abbas.
“Padahal aku
telah memerintahkan kebaikan kepadanya. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang
tidak menjadikan pembunuhku adalah orang Islam,” kata Umar.
Itulah sepenggal
kisah di waktu-waktu ketika Umar ibn Khattab akan wafat. Jauh beberapa waktu
sebelumnya ia pernah berdoa agar ia bisa mati syahid, tidak terbunuh di tangan
orang Islam. Sungguh ketika umat Islam saling membunuh, maka perpecahan di
antara umat mulai muncul. Itu menandai pembangkangan umat kepada Allah swt.
“Alhamdulillah,” Umar bersyukur karena Allah mengabulkan doanya saat ajal menjemput.
Persatuan adalah
salah satu kunci timbulnya perdamaian.
Langganan:
Postingan (Atom)