Selasa, 06 November 2012

Yang Menarik dari Doa Tidur....

1.    Doa ketika mau tidur
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
Bismikallaahumma Amuutu wa Ahyaa
Artinya:
"Dengan nama-Mu, Ya Allah, aku mati dan hidup." (HR. Bukhari)
Atau
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
Bismikallaahuma Ahyaa wa Bismika Amuutu
Artinya:
"Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut Nama-Mu aku mati." (HR. Muslim)


2.    Doa ketika bangun tidur
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur
Artinya :
"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan."



Ketika akan tidur, doa hanya diperuntukkan bagi kita yang akan tidur. Maka dari itu lafaz "Amuutu wa Ahyaa" yg berarti "mati & hidup-ku" -lah yang digunakan.

Namun ketika bangun tidur, doa yang diucapkan adalah doa untuk orang banyak (jamak). Maka dari itu menggunakan lafaz "Ahyaanaa" dan "Amaatanaa" yg masing2 berarti "hidup kami" dan "mati kami".

Mengapa?
Karena orang bisa memulai tidurnya kapan saja ia butuh, tergantung ia mampu "untuk masih melek" karena ada suatu pekerjaan dan sebagainya.
Namun dengan kasih sayang-Nya, waktu bangun tidur telah ditetapkan bagi siapapun yakni pada waktu Subuh. Jadi dianjurkan untuk bangun tidur bersama2.
Maka dari itu ketika kita di rumah, kontrakan, kost2an, asrama, atau di manapun kita berada, dianjurkan untuk membangunkan orang2 di sekeliling ketika kita telah bangun semata-mata untuk memenuhi panggilan sayang Allah saat Subuh tiba & memulai kembali aktivitas.

Sumber:
- Ceramah Ust Subhan Bawazier pd Kajian Tafsir Qur'an oleh FUSI @Musholla FTUI, 051112
- Tamam, Badrul. 2010. "Doa Menjelang Tidur dan Bangun". http://www.voa-islam.com/islamia/doa/2010/03/10/3748/doa-menjelang-tidur-bangun/ (Diakses pada 6 November 2012)

Minggu, 21 Oktober 2012

Al Falaq

Surat Al-Falaq dikatakan sebagai surat Makkiyah, Namun ada juga yang mengatakan Madaniyyah. Surat ini terdiri dari 5 ayat, dan merupakan salah satu dari dua ayat perlindungan.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾
1.  Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2.  Dari kejahatan makhluk-Nya,
3.  Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita,
4.  Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
5.  Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”
Makna Mufradat:
ArtiMufradat (kosakata)
1. Asal maknanya adalah terbelahnya sesuatu dan jelasnya sesuatu dari yang lain. Maksud pada surat ini adalah semua yang dibelah Allah baik berupa bumi untuk tumbuhan, gunung untuk mata air, gunung untuk hujan, dan rahim untuk jabang bayi.1. الفلق
2. Malam yang sangat gelap gulita.2. غاسق
3. Masuk ke dalam apa saja dan menutupi apa saja.3. إذا وقب
4. Nafatsah maksudnya hembusan yang keluar dari mulut.4. النفاثات
5. Jamak dari ‘uqdah, apakah maksudnya ikatan (buhul) tali atau yang dimaksud adalah ikatan cinta dan hubungan antar manusia.5. في العقد
Syarah (penjelasan):

Ilustrasi (inet)
Diriwayatkan bahwa ada orang Yahudi menyihir Nabi saw. Hingga beliau sakit sampai tiga hari. Sakit beliau sangat parah sampai-sampai tidak sadar terhadap apa yang dilakukan. Kemudian Jibril datang dan memberitahu tentang bagian yang terkena sihir. Setelah itu beliau dibacakan surat An-Nas dan Al-Falaq akhirnya kembali sadar seperti semula.
Menurut Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah (LKMT) dakwatuna.com (sebagaimana artikel ini disadur), riwayat ini tidak benar sebagaimana pendapat para ulama. Ia hanya celoteh orang-orang Yahudi dengan tujuan agar manusia ragu terhadap Nabi saw. Dan menganggap beliau terkena sihir. Padahal Allah berfirman,
إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ
﴿٩٥﴾
“Sesungguhnya kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu).” (QS. Al-Hijr: 95).
Katakan kepada mereka, ya Muhammad, “Aku berlindung kepada Tuhan seluruh Alam yang dapat membelah tanah dan langit, aku berlabuh kepada-Nya dari semua kejahatan yang menimpaku, keluargaku, dakwahku, dan sahabatku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam jika telah menjadi gelap gulita dan menutupi seluruh alam. Karena kegelapan malam bisa menjadi tabir bagi setiap orang yang melampaui batas dan pendosa. Aku juga berlindung kepada-Mu dari para wanita peniup buhul tali yang mereka ikat.” Sebagaimana yang dijelaskan tadi. Namun maksud yang sebenarnya adalah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan para pengadu domba yang memutuskan hubungan cinta kasih. Dengan demikian ta’ pada kata,
النفاثة
bermakna hiperbola dan tidak menujukkan ta’nits (feminim). Yakni orang yang berusaha mengadu domba, mengerahkan segenap upayanya untuk menyakiti orang yang dipuji. Tidak ada jalan untuk mendapatkan keridhaan orang semacam ini. Maka tidak ada cara lain  menghadapi orang tersebut selain menghadap kepada Allah agar berkenan memelihara kita dari kejahatannya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Sumber: 
http://www.dakwatuna.com/2010/10/9483/tafsir-surat-al-falaq/

Senin, 21 Mei 2012

Kriteria Memilih Metode Imobilisasi Enzim

Enzim terimobilisasi adalah suatu enzim yang dilekatkan pada suatu bahan yang inert dan tidak larut seperti sodium alginate. Dengan sistem ini, enzim dapat lebih tahan terhadap perubahan kondisi seperti pH atau temperatur. Sistem ini juga membantu enzim berada di tempat tertentu selama berlangsungnya reaksi sehingga memudahkan proses pemisahan dan memungkinkan untuk dipakai lagi di reaksi lain. Sistem ini memiliki keunggulan dalam hal efisiensi sehingga di industri banyak digunakan dalam reaksi yang dikatalisis oleh enzim.
Terdapat tiga teknik untuk mengimobilisasi enzim:
  • Adsorpsi pada gelas, butir alginat atau matriks.
  • Pengikatan/entrapment
  • Cross linking

Bagaimana memilih metode yang tepat untuk mengimobilisasi enzim? Berikut ini beberapa pertimbangannya menurut yang saya pahami:
•Bagaimana karakter metode-metode yang sudah ada?
•Bagaimana karakter enzim? (mis: Dimana active sites dari enzim?)
•Imobilisasi yang dilakukan untuk apa (mis: dalam larutan atau tdk?)
•Substrat enzim yang akan digunakan dalam reaksi katalisisnya apa?
•Berapa lama waktu?
•Berapa besar biaya?



Referensi:
id.wikipedia.org/wiki/Enzim_terimobilisasi

Kamis, 23 Februari 2012

Wudhu

Wudhu = bersuci. Kata wudhu dalam bahasa Arab adalah derivasi dari kata al-Wadhâ'ah, yang berarti Kebersihan, Kecantikan, Keindahan, dan Cahaya. Ditinjau dari syariah, berwudhu adalah membasuh atau mengusap bagian tubuh tertentu yang ditetapkan Allah dengan menggunakan air yang suci lagi mensucikan. "Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki." (QS. al-Mâ'idah: 6). Bila kita perhatikan, rata-rata adalah bagian tubuh yang sering terbuka (tidak tertutup pakaian). Mungkin bagian tersebut lebih cepat terkena kontaminasi dibanding yang lain.


Kalau saya biasanya berwudhu dengan urutan sebagai berikut:
1. Membersihkan telapak tangan sambil berucap dalam hati, "Maha Suci Allah Yang telah menjadikan air ini suci lagi mensucikan."
2. Berkumur sambil menghirup air ke hidung, kemudian mengeluarkannya sebanyak 3 kali. Namun saya jarang menghirup air dengan semestinya. Hanya mengorek hidung dengan jari saja tanpa menghirup air ke dalam hidung. Itu yang salah. Karena dokter pun pernah menganjurkan saya bahwa ketika berwudhu hendaknya menghirup air ke dalam hidung lalu dikeluarkan kembali untuk membersihkannya. Karena saya punya penyakit yang sudah menahun yakni pilek setelah bangun tidur atau bila terkena debu walau sedikit.
3. Membasuh muka 3 kali, sambil membaca do'a wudhu dalam hati.
4. Membasuh tangan hingga siku 3 kali.
5. Membasuh rambut sekaligus telinga 3 kali.
6. Membasuh telapak hingga mata kaki 3 kali.
7. Membaca do'a setelah wudhu.


Begitulah wudhu saya.
Bila ada yang berkenan mengoreksi saya, saya sangat berterima kasih.
Mudah-mudahan di antara kita semua menjadi jalan bagi hidayah Allah satu sama lain.


Referensi:
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wudu (diakses pada 23 Februari 2012)
2. Rasyidi, Agus. 2009. Mukjizat Medis dalam Wudhuhttp://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg07137.html (diakses pada 23 Februari 2012)